Baru dapet dari kompas Jogja nih. Aneh ya? Profesi dokter atau bukan ternyata sama saja. Ini seperti menegaskan bahwa masalah rokok sebenarnya bukan melulu harus dikaitkan dengan kesehatan. Dokter tentu lebih tahu tentang bahaya merokok, tapi kok ya masih merokok. Heran juga.
Kalo melihat hal seperti itu, rasanya lebih tepat mengaitkan rokok dengan budaya dibanding dengan kesehatan. Coba anda ketik 'rokok' di google. Apa yang anda dapat? peringkat satu sampai entah berapa isinya adalah informasi tentang bahaya rokok dari sudut pandang kesehatan. Seharusnya, jika sedikit menilik tentang perokok, hal yang membuat perokok kehilangan minat untuk merokok ada pada lingkungan. Misalkan saja, ..ini misalkan lho. Jika peringkat 1 sampai entah berapa di google berisi kayak gini :
- 80% calon mertua membenci menantu perokok
- Wanita lebih suka cowok impoten dibanding perokok ^_^
- Merokok menyebabkan potensi anda mendapatkan cewek turun 70%
- Sebagian besar rumah tangga bubar karena masalah rokok
- Anak perokok kurus karena asi tercemar rokok sehingga anak - anak tidak doyan asi..
Yah, misalkan aja gitu, mungkin perokok akan banyak berkurang. Setiap buka masalah rokok isinya kesehatan lagi kesehatan lagi.., kadang bosen juga. Orang di bungkusnya dah ketulis subject kesehatan lho, harusnya media atau corong info lain bisa sedikit kreatif untuk membuat orang nggak merokok.
0 komentar:
Post a Comment