Terdapat banyak alasan menjadi perokok, dan salah satunya adalah budaya. Merokok bukan hal baru. Sejak jaman nenek moyong, kebiasaan satu ini sudah berkembang. Saya sendiri seorang perokok yang terbentuk karena lingkungan. Teman merokok dan semua mengalir saja tanpa terasa, tahu - tahu, rokok sudah menjadi kebutuhan harian yang sukar ditinggalkan.
Alasan lain saya masih merokok adalah karena sulit untuk berhenti, ketagihan, dan alasan ketagihan adalah karena rasa dan kenyamanan yang ditawarkan. Setiap perokok berasal dari bukan perokok. Bukan sebaliknya. Setiap perokok pernah menjadi bukan perokok dan orang yang bukan perokok, belum tentu pernah menjadi perokok. Apa maksudnya? Jika anda belum pernah menjadi perokok, jangan memberi kotbah - kotbah tentang berhenti merokok. Tidak banyak manfaatnya, kecuali kotbah itu untuk suami/istri anda sendiri. Jika anda perokok atau mantan perokok, silahkan berbagi pengalaman tentang tips - tips berhenti merokok, cara merokok yang enak, lokasi merokok favorit, atau semacamnya.
3 komentar:
1. Efisiensi itulah yang jadi alasannya jadi dengan merokok kita telah melakukan efisiensi umur kita.
2. Bayangkan kalo di langit tidak ada awan.!pasti hampa banget kan. jadi dengan merokok kita juga ikut menyuplai awan di langit.
3. Daripada ngemut tongkatnya engkong dan kuwalat lebih baek ngarokok aja.
4. berjasa bagi ilmu pengetahuan karena dengan merokok maka penyakit2 baru akan muncul dan informasi itu berguna untuk generasi yang akan datang.
5. Perokok itu hebat, karena bisa bikin huruf O dengan asap.
Post a Comment